Hukum & KriminalPolitik & Pemerintahan

Proyek Gedung Olahraga Pinabetengan Utara Berbau Korupsi, Habiskan Rp700 Juta Tapi Hasilnya Mengecewakan, Pagar Beton Ternyata Kawat Biasa

×

Proyek Gedung Olahraga Pinabetengan Utara Berbau Korupsi, Habiskan Rp700 Juta Tapi Hasilnya Mengecewakan, Pagar Beton Ternyata Kawat Biasa

Sebarkan artikel ini
Proyek GOR Pinabetengan Utara Diduga Bermasalah, Pagar Beton Ternyata Hanya Kawat Biasa
Kondisi Gedung Olahraga Desa Pinabetengan Utara, Minahasa, yang menelan dana hampir Rp700 juta namun dinilai warga tak sesuai harapan.

EKSPOSTIMES.COM– Aroma janggal tercium dari proyek pembangunan Gedung Olahraga Desa Pinabetengan Utara, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa. Meski disebut menelan dana hampir Rp700 juta, kondisi bangunan justru jauh dari kesan megah.

Warga pun mulai gerah dan menuntut transparansi pengelolaan dana desa yang diduga tak beres. Informasi yang dihimpun menyebut, dana ratusan juta rupiah itu berasal dari swadaya masyarakat dan hasil kantin pembangunan desa.

Beberapa warga bahkan mengaku dana yang terkumpul dari kegiatan tersebut telah menembus Rp400 juta lebih. Ironisnya, sebagian besar masyarakat menduga pembangunan gedung itu justru hanya dibiayai dari satu sumber saja (kantin pembangunan) tanpa penjelasan terbuka soal sisa anggaran lainnya.

“Kalau dihitung-hitung, total dananya sudah hampir Rp700 juta, tapi bangunannya masih seperti itu. Lantai saja dikerjakan gotong royong oleh warga tiap jaga,” ungkap seorang warga yang meminta namanya tak disebut, Selasa (4/11/2025).

Kecurigaan warga makin menguat setelah melihat proyek lain di desa itu. Dimana, pemeliharaan sumber air bersih dengan anggaran sekitar Rp90 juta. Dalam laporannya, Hukum Tua Pinabetengan Utara, Hendra Tandayu, menyebut ada pembangunan pagar beton di sekitar lokasi air karena berdekatan dengan tempat pemakaman umum (TPU).

“Kami buat pagar beton agar air tidak tercemar. Dulu ada warga yang ambil air sembarangan setelah kegiatan di TPU,” kata Tandayu dalam keterangannya.

Namun, fakta di lapangan justru berkata lain. Tim yang meninjau lokasi menemukan bukan pagar beton, melainkan hanya pagar kawat biasa yang tampak seadanya, jauh dari klaim laporan resmi.

Temuan ini membuat warga makin yakin ada ketidaksesuaian antara laporan dan realisasi proyek. Mereka kini mendesak inspektorat dan aparat penegak hukum untuk turun tangan memeriksa penggunaan dana desa secara menyeluruh.

“Kami tidak menuduh, tapi ingin kejelasan. Dana ratusan juta itu dibilang untuk kepentingan masyarakat, tapi hasilnya di lapangan seperti proyek asal jadi,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat. (farly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *