EKSPOSTIMES.COM- Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Hal ini disampaikannya seusai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/12/2024).
“Kita semua harus bekerja keras dan tetap fokus pada tujuan utama, yakni swasembada pangan. Presiden telah menegaskan hal ini dalam setiap kesempatan,” ujar Zulkifli Hasan.
Menurutnya, produksi pangan dalam negeri telah mencatat kemajuan signifikan, terutama pada komoditas beras. Data terbaru menunjukkan bahwa produksi beras pada Januari meningkat dari 0,35 juta ton menjadi 1,3 juta ton.
Sementara itu, produksi Februari melonjak dari 0,8 juta ton menjadi 2,08 juta ton.
“Angka-angka ini mencerminkan optimisme kita. Produksi beras terus meningkat secara signifikan,” jelasnya.
Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk menghentikan impor sejumlah bahan pokok, seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan garam, guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Tahun depan kita berkomitmen untuk tidak impor beras. Kita harus berani. Jagung, gula untuk konsumsi, dan garam juga tidak akan diimpor,” tegas Zulkifli Hasan.
Selain itu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) bagi beras dan jagung. Langkah ini diharapkan memberikan insentif lebih besar kepada petani.
“Kabar baik bagi petani, harga gabah disepakati naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Sementara itu, harga jagung naik dari Rp5.000 menjadi Rp5.500,” katanya.
Pemerintah juga memastikan akan menyerap seluruh hasil produksi gabah dan jagung dari petani dengan harga yang telah ditetapkan.
“Ini keputusan penting. Berapapun hasil produksi petani akan ditampung sesuai dengan harga yang telah ditentukan,” ungkap Zulkifli Hasan.
Sebagai tambahan, Menko Zulhas menegaskan bahwa produk pangan dalam negeri tidak akan dikenakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
“Tidak ada kenaikan PPN untuk produk pangan dalam negeri, termasuk beras ketan, beras merah, dan lain-lain. Ini demi menjaga kestabilan harga dan kesejahteraan rakyat,” tutupnya. (rizky)













