EKSPOSTIMES.COM- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus melakukan inovasi dalam proses rekrutmen dengan memperbarui sistem seleksi guna memastikan objektivitas dan profesionalisme calon anggota. Pembaruan ini mencakup penggunaan teknologi mutakhir untuk meningkatkan akurasi hasil tes kesehatan dan psikologi.
Menurut Irwasum Polri, Komjen Dedi Prasetyo, aspek kualitas menjadi fokus utama dalam seleksi anggota baru. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Persiapan Pendaftaran Penerimaan Anggota Polri 2025 di Gedung SSDM Polri, Jakarta Selatan.
“Proses seleksi ini harus benar-benar diperhitungkan dengan cermat. Yang terpenting adalah memastikan kualitas personel yang direkrut,” ujar Dedi, Kamis (6/2/2025).
Menanggapi keluhan peserta dan orang tua terkait hasil tes kesehatan dan psikologi pada seleksi sebelumnya, Polri kini memastikan seluruh perangkat pengujian telah diverifikasi dan memiliki standar kualitas yang jelas.
Sejak 2024, Polri telah menambahkan sejumlah pemeriksaan kesehatan, antara lain:
✅ Pemeriksaan kepadatan tulang & rontgen tulang belakang
✅ USG abdomen untuk mendeteksi kelainan organ dalam
✅ Teknologi Body Composition Analyzer untuk mengidentifikasi risiko cedera otot dan tulang serta menganalisis massa lemak, otot, metabolisme sel, dan kadar air dalam tubuh.
✅ Tes darah lebih ketat, termasuk:
HbA1c (deteksi dini diabetes)
Anti-HCV (deteksi Hepatitis C)
✅ Tes fungsi paru-paru (spirometri) & pemeriksaan oleh 11 spesialis klinis
✅ Pemeriksaan saraf & Elektrokardiogram (EKG) khusus calon taruna Akpol sebelum menjalani tes jasmani untuk memastikan kesehatan jantung.
Untuk memastikan calon anggota memiliki mental yang kuat dan stabil, Polri kini menerapkan metode seleksi psikologi yang lebih canggih:
✔️ MMPI II (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) dengan Computer Assisted Test (CAT) – Versi terbaru ini menawarkan pertanyaan lebih variatif dan analisis hasil yang lebih mendalam.
✔️ Situational Judgment Test (SJT) – Tes ini mengukur kemampuan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan keterampilan interpersonal dalam situasi kerja yang nyata.
Dengan integrasi teknologi digital dalam setiap tahapan seleksi, Polri berharap proses rekrutmen semakin transparan dan bebas dari intervensi pihak luar. Komjen Dedi menegaskan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi guna mendapatkan personel yang tidak hanya berkualitas tetapi juga berintegritas tinggi.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap personel yang lulus seleksi benar-benar memiliki kualitas terbaik untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” pungkasnya. (tim)













