“Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.”
Ayub 2:13 (TB)
EKSPOSTIMES.COM – Berbicara tentang sahabat pastinya banyak sekali pengalaman pribadi tentang sahabat, namun dalam bacaan kali ini kita akan melihat perhatian dan kepedulian yang ditunjukan sahabat-sahabat Ayub terhadapnya.
Bacaan kita hari ini mengisahkan tentang tiga sahabat ayub yang mendengar tragedi yang menimpa ayub. Mereka segera bergegas untuk bertemu dengan ayub dengan maksud untuk menyatakan kepedulian mereka terhadap apa yang menimpa Ayub.
Baca Juga: Renungan Harian: Bohong, Bohong Itu Dosa
Namun perubahan drastis yang terjadi dalam hidup ayub sempat membuat mereka tidak mengenalnya. Ayub yang dulu mereka kenal sebagai orang terkaya saat itu bermandikan debu dan bisa dibilang sudah menjadi sangat miskin.
Ayub yang dulu sangat kaya saat itu bagai berada di lembah hina dina. Itulah penyebabnya sehingga tiga teman ayub ini menangis tersedu-sedu.
Baca Juga: Renungan Harian: Fokus Pada Tuhan Saja
Dalam ayat ini kita bisa membaca bagaimana mereka sampai mengoyakan jubah mereka bahkan menaburkan debu dikepala, mereka juga tidak berbicara selama tujuh hari. Itu menunjukan betapa keprihatinan mereka atas apa yang telah menimpa sahabat mereka itu.
Jika kita melihat dengan seksama betapa mengharukan rasa empati yang ditunjukan ketiga tokoh alkitab ini kepada sahabat mereka. Itu memperlihatkan kepada kita bahwa mereka adalah sahabat-sahabat sejati yang dimiliki Ayub pada zama itu.
Baca Juga: Renungan Harian: Waktu Khusus Dengan Tuhan
Keprihatinan mereka ditunjukan bukan cumin dengan kata-kata biasa saja melainkan dengan mereka ikut menempatkan diri pada posisi Ayub.
Dalam kehidupan kita saat ini sudah sangat susah menemukan sahabat-sahabat sejati seperti ketiga sahabat Ayub, bisa dibilang diantara 100 orang hanya kita bisa temukan 1 orang saja sahabat sejati.
Baca Juga: Renungan Harian, Disatukan Allah
Saat ini banyak sahabat-sahabat ‘palsu’ yang hanya ada disaat kita berada dalam masa senang saja dan ketika datang masa susah mereka malah meninggalkan kita.
Ketika kita punya harta berlimpah mereka berbondong-bondong datang menghampiri kita namun jika sebaliknya mereka malah pergi menghilang jauh entah kemana, bahkan ada pula yang pura-pura tidak lagi mengenal kita.
Pandai-pandailah memilih seorang sahabat, karena banyak sahabat-sahabat ‘palsu’ diluar sana yang menjelma seperti malaikat.
Sahabat bukanlah tentang siapa yang kau kenal paling lama. Tetapi tentang ia yang datang ke kehidupanmu dan berkata, ‘aku ada di sini untukmu’, lalu membuktikannya.










