Peristiwa

Filipina Umumkan Darurat Ketahanan Pangan, Kementan Pastikan Stok Beras Nasional Aman

×

Filipina Umumkan Darurat Ketahanan Pangan, Kementan Pastikan Stok Beras Nasional Aman

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

EKSPOSTIMES.COM- Pemerintah Filipina secara resmi menetapkan status darurat ketahanan pangan menyusul lonjakan harga beras yang signifikan. Langkah ini diambil untuk menekan kenaikan harga di tengah tantangan ekonomi dan tingginya ketergantungan negara tersebut pada impor.

Menanggapi situasi ini, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Moch. Arief Cahyono, mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada menghadapi potensi krisis pangan global.

“Kami prihatin dengan kondisi di Filipina, tetapi hal ini sudah diantisipasi sebelumnya. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, telah mengingatkan sejak awal tentang potensi krisis pangan dunia. Karena itu, Kementan telah mempersiapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Arief dalam keterangan resminya, Minggu (16/2/2025).

Salah satu langkah utama yang dilakukan Kementan adalah mengoptimalkan penyerapan gabah melalui Perum Bulog. Arief menegaskan bahwa produksi padi di tingkat hulu mengalami peningkatan, dan Bulog memiliki peran penting dalam menyerap hasil panen petani.

“Kami percaya Bulog mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga stok beras nasional tetap terjaga hingga akhir tahun ini,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah telah mengalokasikan tambahan anggaran sebesar Rp16,6 triliun untuk Bulog. Anggaran tersebut ditujukan untuk menyerap 3 juta ton setara beras hingga April 2025. Selain itu, Kementan juga memfasilitasi kerja sama antara Bulog dan industri penggilingan padi dengan target penyerapan 2,1 juta ton setara beras dari petani.

Optimisme pemerintah didasarkan pada proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat potensi produksi beras Indonesia pada Januari-Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton. Angka ini menunjukkan lonjakan sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, yang hanya mencapai 5,69 juta ton.

Peningkatan produksi tersebut sejalan dengan meluasnya potensi panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare, naik sekitar 970,33 ribu hektare atau 52,08 persen dibandingkan luas panen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Arief menegaskan bahwa melimpahnya hasil panen ini berdampak pada stabilitas harga beras di tingkat penggilingan. Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 tercatat Rp12.796 per kg, turun 4,30 persen dibandingkan Januari 2024.

“Biasanya, harga beras di awal tahun mengalami kenaikan. Namun, tahun ini relatif stabil berkat peningkatan produksi di dalam negeri,” pungkas Arief. (Kep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *