Ekonomi & BisnisPolitik & Pemerintahan

Kemiskinan di Indonesia Menurun, BPS: Tinggal 24,06 Juta Orang

×

Kemiskinan di Indonesia Menurun, BPS: Tinggal 24,06 Juta Orang

Sebarkan artikel ini
BADAN Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2024 mencapai 24,06 juta orang, turun 1,16 juta orang dibandingkan Maret 2024. (foto. istimewa)

EKSPOSTIMES.COM- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2024 mencapai 24,06 juta orang, turun 1,16 juta orang dibandingkan Maret 2024.

Penurunan ini juga menurunkan persentase kemiskinan nasional menjadi 8,57 persen, atau berkurang 0,46 persen poin dibandingkan periode sebelumnya.

“Persentase penduduk miskin cenderung turun sejak September 2020 hingga September 2024, baik di perkotaan maupun pedesaan,” ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025).

Meski tren kemiskinan terus menurun, Amalia menyoroti kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan yang masih lebar. Pada September 2024, tingkat kemiskinan di pedesaan tercatat 11,34 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan perkotaan yang hanya 6,66 persen.

Namun, kemiskinan di pedesaan menunjukkan penurunan lebih cepat, yaitu sebesar 0,45 persen poin, dibandingkan dengan perkotaan yang turun 0,43 persen poin.

BPS juga mencatat perbaikan dalam indeks kedalaman kemiskinan (P-1), yang mengukur rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Pada September 2024, indeks ini berada di angka 1,364, turun dari Maret 2024 yang sebesar 1,461.

“Ini berarti pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan,” jelas Amalia.

Penurunan juga terjadi pada indeks keparahan kemiskinan (P-2), yang menunjukkan distribusi pengeluaran di antara penduduk miskin semakin merata. Pada September 2024, indeks ini tercatat 0,322, turun dari 0,347 pada Maret 2024.

Secara regional, BPS menemukan 18 provinsi memiliki tingkat kemiskinan di bawah rata-rata nasional, sementara 20 provinsi masih berada di atas rata-rata.

Amalia menambahkan bahwa lima provinsi, yakni Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Papua, dan Papua Selatan, justru mengalami peningkatan kemiskinan dibandingkan Maret 2024.

“Perbedaan besar dalam tingkat kemiskinan antar wilayah menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih terfokus pada daerah-daerah tertentu,” tegasnya. (rizky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *